Sabtu, 12 Januari 2013

Waiting For You... [Morgan' s Story]








 Oke sebenernya ini buat sahabat aku, semoga suka ya ^-^


Author: @PuputWn

    Cast :
    • Fera Ramawati as Fera
    • Morgan Winata as Morgan
    • Rafael Tan as Rafael




    Gadis berwajah baby face ini masih termenung dicafè yang biasa ia dan kekasihnya kunjungi. Kekasih yang sudah tiada, ya kekasihnya sudah meninggal. Setiap minggu ia tidak pernah absen berkunjung kecafè itu. Dan setiap bulan ia tidak pernah absen mengunjungi makam sang kekasih. Gadis itu bernama Fera Rahmawati, atau sebut saja dia Fera. Hari ini hari ulang tahunnya yang bertepatan dengan hari meninggal sang kekasih, Morgan Winata. Air matanya sudah tak sanggup terbendung dan akhirnya tumpah dengan deras dipipinya yang sedikit chubby itu.

    “Maafkan aku morgan, saat itu aku masih membenci menunggu, tapi sekarang aku akan menunggumu sampai kapanpun. Aku yakin kau akan datang padaku, dan aku tau kau masih mencintaiku. Kembalilah morgan aku merindukanmu aku akan menunggumu bukan hanya satu jam.” Ucapnya sambil menggenggam kotak kecil berwarna biru yang ia sukai. Ia pun teringat akan kejadiaan lima tahun yang lalu.



    -FlashbackON-



    “Hanya satu jam morgan, kau tahukan aku paling benci menunggu! Aku hanya akan menunggumu satu jam tidak lebih tidak kurang hanya satu jam!” Ucapnya pada seseorang disebrang sama. Ya, ia sedang menelfon kekasihnya morgan. Hari ini ia ulang tahun. Fera, ia hanya memberi morgan satu jam untuk datang kecafè yang biasa ia kunjungi bersama kekasihnya itu. Morgan ingin memberikan sesuatu pada fera

    “Baiklah, aku akan datang satu jam lagi. Tunggulah aku fera” Ucap morgan disebrang sana. Fera langsung memutuskan sambungan telfonnya. Ia mulai menunggu kekasihnya itu.

    “Hanya satu jam morgan, aku tidak ingin dihari ulang tahunku kau mengecewakanku, aku pasti akan sangat benci padamu!” Gumam fera. Ia terus menunggu sang kekasih dengan bosan.



    10 menit



    15 menit



    20 menit
    “Aish lama sekali! Aku berharap kau tidak mengecewakanku, 40 menit lagi morgan.” lirih fera.


    ***


    Sementara itu seorang laki-laki sedang membeli Cupcake kesukaan kekasihnya ditoko “CupCake Love” toko itu sangat ramai, jadi ia harus menunggu lumayan lama dan antirannya pun lumayan panjang. Ya, ia Morgan kekasih Fera.


    “35 menit lagi!” gumam Morgan sangat cemas dan gelisah, ia tidak ingin kekasihnya menunggu lama. Ia tidak ingin mengecewakan sang kekasih. Akhirnya giliran Morgan, ia langsung membeli cupcake yang biasa ia makan bersama Fera.

    Setelah membeli cupcake, ia membeli kue ulang tahun untuk kekasihnya itu, ia ingin memberikan seseuatu yang special untuk Fera. Ia tidak sempat berbelanja kemarin karena tugas kuliah yang sangat banyak, dan memang ia sudah menginjak semester akhir. Setelah membeli kue, Morgan berjalan menuju toko boneka. Ia membeli boneka yang cukup besar berwarna biru, berlanjut kearah toko jam tangan, kalung, dan masih banyak lagi benda yang ia beli untuk ia kadokan kepada Fera tapi benda yang terakhir ia beli yaitu cincin, yang akan digunakan untuk melamar Fera. Rencananya ia akan melamar Fera dihari ulangtahunnya. Dan hampir semua aksesoris yang ia beli berwarna biru, karena ia tau Fera sangat menyukai warna biru.


    “Finally!” ucap Morgan tersenyum senang setelah memasukan semua barang-barang yang ia beli kedalam Mobil.

    “15 menit lagi, masih bisa!” gumam Morgan, ia langsung menuju cafè, menuju seseorang yang sangat ia Cintai.



    ***


    Sekali-kali ia melirik barang-barang dijok belakang mobil untuk berjaga-jaga jika ada barang yang jatuh atau lecet sedikit, dan tangan kirinya memegang kue. Ia tidak ingin kue yang akan diberikan pada Fera itu rusak.


    Sementara itu pengemudi truk diarah belakang mobil Morgan merasa sangat kesal, karena mobil yang Morgan tumpangi berjalan sangat laman. Berkali-kali pengemudi itu menyalakan klakson, tapi Morgan menghiraukannya.Dan disisi lain sebuah bis menuju arah yang berlawanan dengan Morgan melaju sangat cepat. Pada saat itu truk dibelakang mobil Morgan menyelip kesamping, morgan yang terkejut karena truk dan bis itu akan bertabrakan. Ia segera membelokan mobilnya dengan cepat dan meskipun dalam keadaan sangat genting itu Morgan masih saja memegang kardus kue dan melihat barang-barang yang akan ia berikan pada Fera, dan sayang ia kehilangan kendali dan mobilnya menabrak pohon dengan benturan sangat keras, kepalanya terbentur sangat keras kestir mobil. Pengelihatannya remang-remang, tangan kirinya masih memegang kue, ia melihat jok belakang yang benda-bendanya berjatuhan. Dan


    “rus..sa..ak.. maa..aaf fe..era, ak..ku.. te..r..” dan akhirnya Morgan tak sadarkan diri. Orang-orang langsung berdatang dan langsung menolong Morgan. Sedangakn truk dan bis tadi entah kenapa bisa lolos dari keaadan genting itu.


    ***

    “satu jam pas! Morgan kau berbohong, kau bilang akan datang tepat waktu, dan kau bilang aku harus menunggu. Tapi mana? Sekarang sudah satu jam kau tak kunjung datang! Padahal kau tau aku paling benci yang namanya MENUNGGU!” ucap Fera hampir merintihkan air mata, tapi ia segera menggapusnya dan langsung keluar dari cafè itu. Ia benar-benar sangat hancur sekarang, lebih hancur dari pada saat ia bersama mantannya dulu. Kini kejadian itu terulang, ia benci menunggu karena ia sudah trauma saat menunggu mantannya tapi ternyata mantannya sedang jalan berdua dengan perempuan lain.
    Ia berlari menuju jalan sambil menunggu taxi, tiba-tiba ada yang menarik tangannya.

    “kak Rafael!” ucap Fera terkejut. Rafael, kakak satu-satunya yang Fera miliki.

    “masuk!” suruk Rafael sambil membukakan pintu mobilnya. Wajahnya terlihat sangat cemas dan khawatir.

    “mau kemana kak? Kok kakak cemas gitu sih? Ada apa sih kak? Kasih tau aku?” bertubi-tubi pertanyaan keluar dari mulut Fera.

    “masuk sekarang!” ucap Rafael sedikit membentak, Fera yang sangat terkejut itu langsung masuk kedalam mobil. Ia menggigit bibir bagian bawah agar tak menangis. Rafael langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan lumayan kencang.

    “kakak kita mau kemana?” tanya Fera memberanikan diri berbicara.

    “keRS” balas Rafael singkat, tapi cukup untuk membuat jantung Fera berdetak tak karuan.

    “siapa yang sakit?” tanya Fera mentap Rafael penasaran.

    “Morgan!” ucap Rafael masih fokus menyetir. Seketika itu mulut Fera terkunci, jantung Fera seperti ada yang menusuk-nusuk. Dadanya sangat sakit dan sesak. Air matanya tak bisa terbendung lagi dan akhirnya tupah dengan deras dipipi chubbynya.

    “Morgan..” lirih Fera dengan nada bergetar. Sekarang Fera merasa cemas, takut, khawatir, sedih semua menjadi satu. Keaadan Fera saat ini sedang sangat down.



    *


    Setelah datang dirumah sakit, Fera mengikuti Rafael dibelakang. Dengan rasa cemas dan mata berkaca-kaca Fera melihat kedalam ruangan yang disitu tergeletak Morgan yang sedang tak sadarkan diri. Dengan berbagai alat-alat yang menempel pada tubuhnya.Siapa yang tidak sakit melihat orang yang kita cintai seperti itu? Itu yang dirasakan Fera sekarang, ia seperti merasakan sakit yang amat sangat, seperti merasakan apa yang Morgan rasakan sekarang. Rafael merangkul bahu Fera dan  Mengelus rambut Fera lembut, Fera menyandarkan kepalanya pada pundak Rafael.

    “Sabar ya Fer, Morgan pasti kuat kok!” ucap Rafael menyemangati Fera, Fera tidak membalasnya. Ia masih saja menangis-menangis dan menangis. Ia menyesal, sangat menyesal dan amat sangat menyesal. Dan terlihat Tante Elisabeth dan On Darmoko yang tak lain adalah orang tua Morgan berlari kecil menghampiri Rafael dan Fera. Fera langsung berhambur kepelukan Tante Elisa, yang sudah sangat dekat dengannya.

    “Tante Morgan tan..” lirih Fera dipelukan mama Morgan. Tante Elisa mengelus rambuat Fera lembut

    “iya sayang, Morgan pasti kuat kok demi kamu” ucap tante Elisa lalu Fera melepaskan pelukannya karena dokter keluar dari ruangan Morgan.

    “gimana keadaan anak saya dok?” tanya om Darmoko khawatir.

    “keadaannya sangat kritis, disini ada yang bernama Fera?” tanya dokter

    “saya dok?” ucap Fera

    “sedari tadi pasien menyebut-nyebut nama Fera. Mungkin yang dia maksud adalah anda, bisa anda masuk? Saya ada yang akan dibicarakan dengan orang tua pasien” jelas dokter, Fera hanya mengangguk dan langsung memasuki ruangan Morgan, sedangkan kedua orang tua Morgan mengikuti dokter keruangannya.

    “Morgan..” lirih Fera yang langsung duduk dikursi samping ranjang Morgan. Ia menggenggam tangan Morgan yang dingin.

    “Morgan maafin aku.. bangun dong Morgan, katamu kau akan mengucapkan Happy Birthday padaku, kau sama sekali belum mengucapkannya morgan.. Kau masih berhutang kata Happy Birthday padaku! Kumohon Morgan bangun! I Can't life without you” ucap Fera yang masih saja menangis, ia menempelkan tangan Morgan pada pipinya.

    “sekarang gaada batasan waktu lagi. Engga satu jam, duapuluh menit, limabelas menit.. Aku bakal nunggu kamu banggu walaupun ribuan tahun lagi. I Love you for a thousand more” Ucap Fera, air mata Fera menetes pada tangan Morgan dan pada saat itu tangan Morgan mulai bergerak dan matanya pun terbuka, ia mulai sadar.

    “Morgan...” ucap Fera tersenyum senang. Ia berniat memanggil dokter tapi ditangan Fera ditahan oleh Morgan.

    “Kamu mau aku disini?” ucap Fera kembali duduk, morgan hanya mengangguk lemah.

    “Morgan maafin aku..” ulang Fera tertunduk. Morgan menggenggam tangan Fera erat, Fera menganggat wajahnya.

    “mobil... kado... kue...” ucap Morgan tanpa suara, tapi Fera mengerti apa yang diucapkan, Fera hanya mengangguk, Morgan pun tersenyum hambar.

    “Happy Birthday... I Love You” ucap Morgan lagi, dan setelah itu terdengar




    tiiiiittttttttttttt


    Fera tak tau itu alat apa, yang ia tau jika alat itu berbunyi seperti itu dan garis-garis seperti frekuansinya lurus, itu artinya..... dunianya dan dunia Morgan sudah berbeda.

    “Morgan mengapa secepat ini” ucap Fera sangat terpukul dengan kepergian Morgan, Ia mengecup kening Morgan cukup lama.

    “Tuhan... Terimakasih kau telah menciptakan Morgan untuku dan Aku untuk Morgan..
    Tuhan... Terimakasih kau telah mempertemukan aku dengan Morgan dan Morgan denganku
    Tuhan... Terimakasih kau mengijinkan aku dan Morgan menjalin kasih walau aku dan Morgan tidak saling memiliki seutuhnya..
    Tapi Tuhan... Mengapa kau memisahkan aku dengan Morgan dan Morgan denganku? Aku tau... Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan
    dan aku harap kau menjaga Morgan dengan baik disisimu untuk kujemput suatu saat nanti.. Terimakasih Tuhan, kau memberikanku sedikit kenangan bersama Morgan. Semoga Morgan tenang disisimu. Amin..”


    ***

    Setelah pemakaman Morgan, Fera langsung pergi ketempat mobil Morgan yang telah rusak. Ia mengambil semua barang didalamnya. Fera tersenyum dan lagi-lagi mengeluarkan air mata, ia mengambil kotak biru kecil dan membuka isinya, yaitu cincin. Ia langsung menutupnya kembali dan menggenggam kotak itu.

    “Morgan..” lirihnya




    -FlashBack OFF-


    Tak terasa butiran bening mengalir mulus dipipinya. Teringat masa lalu yang begitu kelam.

    “aku sangat merindukanmu Morgan..” gumam Fera.

    “Fera, kita pulang. Semua sudah menunggumu dirumah” ajak seseorang, Ya, dia Rafael. Kini dia sudah menikah dengan perempuan yang sangat cantik dan juga baik hati. Fera hanya mengangguk lalu berjalan dibelakang Morgan.
    Disamping kursi yang Fera duduki tadi terlihat laki-laki tampan memakai pakaian serba putih. Dan wajahnya sedikit pucat.

    “akupun sangat merindukanmu Fera, You can without me!” ucap laki-laki itu yang tak lain adalah Morgan.

    “Happy Birthday to my Fera, you always be my Fera, my love, my princess, my soulmate”


    END




    Ngegantung lagi ya, biasalah amatiran XD
    thanks ya jangan lupa coment and follow @PuputWn ^^

    4 komentar:

    1. Aaaa... Ini komennya ._. Thankyu ya siputuinsicantikalami :3 ceritanya bagus banget lo~

      BalasHapus
      Balasan
      1. Oke, perlu berapa kali bilang itu bukan singkatannya -_-9

        Hapus
    2. sumpah keren bgt .
      Ampe nangis baca nya .
      Salut bgt ama yang bikin cerita ini

      BalasHapus

    R
    O
    C
    L
    A