Aku tak menyangka bahwa kita menjadi sepasang sahabat. Ralat, sekarang teman. Padahal dulu kita tak sedekat ini bukan? Kita dekat entah mengapa sekarang semakin menjauh. Aku tau ini salahku, karena, maaf. Aku sengaja menjauh darimu, aku merasa tak pantas menjadi sahabatmu. Bukan salahmu! Tolong jangan menyalahkan dirimu, aku benci itu. Ini salahku.
Dua
Selalu saja ada konflik diantara kita. Ya, itu cobaan untuk kita. Apakah kita kuat atau tidak? Aku sadar, aku memang orang yang sangat egois, tapi mengapa kau masih mau berteman denganku? Aku meminta maaf kepada kalian semua yang merasa tersakiti hatinya olehku, aku tak sengaja melakukannya. Sungguh! Aku sayang kalian. Percayalah! Tapi bila kalian tak percaya padaku, tidak apa-apa. Karena, aku tak memaksa kalian untuk mempercayaiku.
Tiga
Sebenarnya aku senang sekali melihat kalian tersenyum dan tertawa bersama. Aku rela menangis bila itu membuat kalian tersenyum. Tapi, kalian tidak pernah menyadarinya. Kalian pun tak perlu menyadarinya sekarang, suatu saat pasti kalian akan menyadarinya. Dan jangan ada kata menyesal untuk itu.
Empat
Mengapa selalu ada konflik dalam persahabatan? Aku lelah menghadapi semua masalah yang ada. Ingin rasanya aku keluar dari kenyataan ini. Tapi, apa daya. Itu tak mungkin bukan? Aku tau kau menyayangiku. Aku pun menyanyangimu, teman. Aku sangat ingin sekali menjadi sahabatmu. Tapi mungkin itu mustahil, karena aku tidak cocok menjadi sahabatmu. Karena aku terlalu jahat padamu.
Lima
Aku sayang padamu sebagai seorang sahabat. Dan aku tak tau apa yang kau rasakan dan kau fikirkan. Karena aku bukan Edward Cullen yang bisa membaca fikiran orang-orang. Tapi ingin sekali aku bertanya, kau menganggapku apa? Semoga kau menganggapku sebagai sahabatmu.
Enam
Jujur, semenjak aku mengenal dirimu, hari-hariku yang dulu kelabu sekarang menjadi penuh warna. Tapi mengapa sekarang kau melunturn warna-warna itu. Aku sedih. Kau jauh denganku sekarang. Karenamu aku berubah.
Tujuh
Ingin sepertinya aku menangis, menangis dan menangis. Mengapa persahabatanku menjadi berantakan seperti ini? Aku sangat menyayangimu sebagai sahabat terbaikku. Tapi, mengapa sepertinya kau tidak pernah menganggapmu sebagai sahabtmu? Aku tau kau sudah mempunyai sahabat yang sangat dan lebih baik disana. Tapi, setidaknya kau bisa menganggap aku sebagai sahabatmu bukan? Walaupun bukan sahabat terbaikmu.
Delapan
Aku ingin selalu tersenyum didepanmu, selalu ceria. Aku tak mau mengecewakanmu. Karena aku sayang sangat sayang padamu sebagai seorang sahabat. Perlu berapa kali aku menulis itu? Aku ingin berkorban untuk sahabtku. Tapi aku tak tau bagaimana caranya? Aku tidak ingin melihatmu bersedih. Lebih baik aku yang bersedih dari pada melihatmu bersedih, itu membuat hatiku seperti teriris.
Sembilan
Aku tulus ingin menjadi sahabatmu. Tulus dari hatiku yang sangat dalam. Kau tak tau itukan? Do'aku adalah “Semoga kau menganggapku sebagai sahabatmu. Kan kita bisa menjadi sahabat selamanya. Yang tak terpisahkan.”
Sepuluh
Kini aku sadar, ternyata masih ada orang yang menyayangiku dan memperdulikanku. Sekarang aku mencoba menghilangkan rasa sayangku terhadapmu. Yang menurutku tidak menganggapku sebagai sahabatmu. Jangan salahkan aku, ini juga bukan salahmu. Karena aku sudah tidak kuat dengan semua ini.
Sebelas
Aku sama sekali tidak bisa menghapus rasa sayangku terhadapmu. Aku sangat sayang padamu, bahkan sudah banyak air mata yang keluar untukmu. Tapi sayang, kau tak mengetahuinya. Dan semoga tidak akan pernah tau itu.
Duabelas
Disisi lain, ada orang yang tulus menyayangiku. Tapi kenapa aku tak bisa menyanyangi dia seperti aku menyayangimu? Kenapa! Kenapa?! Dan disisi lain lagi, banyak teman-teman ku yang menyanyangiku. Tapi, kenapa aku membalasnya dengan prilaku yang berbeda? Maafkan aku. Aku memang bukan manusia yang sempurna. Dan memang tidak ada manusia yang sempurna didunia ini. Kecuali.
Tigabelas
Aku tak tau harus bagaimana sekarang! Aku ingin mengambil keputusan yang benar dan tidak mengecewakanku dan kalian kelak. Aku ingin sahabat-sahabatku bisa mengerti dan memahami isi hatiku yang sebenarnya. Mungkin hanya waktu yang bisa mementukan. Dan sekarang aku akan terus mengalir seperti air untuk menuju laut nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar