Hi~
Saya coba buat ZLS nih. Semoga para Directioner and zaynster baca FF yang mungkin tidak jelas menurut saya xD
Warning: typo(s), OOC!, AU!, GaJe, etc no copast no edit, hargai yang buat ;)
-oOo-
Cast:
- Zayn Malik as Zayn
- Harry Styles as Harry
- Anyone you want as Cassandra
Genre: Romantic, Hurt
-oOo-
Hidden Feelings © Puput Wahyuningsih
-oOo-
Happy enjoyed reading
Love You xoxoxo
Hidden Feelings
-oOo-
“Apa? Apa aku tak salah dengar?” ucapku, perempuan didepanku ini mengangguk dan menunduk. Hah! Bagaimana bisa, dalam situasi saat ini ia hanya bisa menunduk? Aku tak menyangka bahwa ia mencintaiku? Bagaimana dengan diriku? Aku masih bingung dengan perasaanku padanya.
“Ya Zayn, aku mencintaimu. Apa salah? Aku hanya ingin mengungkapkan perasaan tersembunyiku selama lima tahun ini. Aku tak mempunyai keberanian untuk menyatakannya padamu. Aku pun takut orang-orang mengataiku bahwa aku tak punya harga diri karena menyatakan perasaan terlebih dahulu pada pria. Tapi, Harry memberi tahuku bahwa aku harus mengikuti kata hatiku untuk menyatakan semua ini padamu. Tapi aku minta maaf jika kau tak suka caraku ini. Aku hanya ingin mengeluarkan semua beban yang ada dihatiku untuk mengatakan bahwa aku mencintaimu Zayn.” nadanya mengecil saat diakhir ucapannya. Aku memutar bola mataku dan menghela nafas. Aku benar-benar bingung harus menjawab apa, aku takut aku tak mempunyai perasaan apapun pada Cassandra-Gadis dihadapanku- saat kami menjalin hubungan nanti.
“Tapi Cassandra aku tidak mencintaimu.” ucapku dengan penuh penekanan tapi, Hei! Mengapa seperti ada sesuatu yang mengganjal dihatiku? Dan seperti hatiku menyangkal ucapanku tapi. Tapi aku tak peduli. Aku tidak ingin menjalin hubungan tanpa ada landasan yang kuat. Cassandra mengangkat kepalanya, menatapku dalam sedangkan aku mencoba menghindari kontak mata dengannya. Matanya mengeluarkan hal yang aku benci. Aku benci jika ada seorang perempuan menangis dihadapanku! Itu hanya akan membuatku lemah. Terlihat sorotan matanya begitu dalam dan tersirat kepedihan disana. Aku tak tau apa yang ia rasakan sekarang, aku bukan orang yang bisa membaca fikiran seseorang. Tapi aku yakin ia pasti terluka. Oh god! Sandra maafkan aku!
“Jadi kau tak mencintaiku ya?” tanyanya yang mencoba tersenyum, senyuman termiris yang pernah aku lihat dari bibirnya. Senyuman yang membuat jantungku berdegup sangat cepat dari biasanya. Ada apa ini?
“Ya Sandra, maafkan aku!” ucapku mencoba menggenggam tangannya. Tapi ia langsung menerkanya dan langsung berlari, aku masih terdiam. Apakah aku benar-benar telah menyakiti hatinya? Apakah ia begitu mencintaiku? Apakah aku begitu berarti untuk dirinya? Apakah aku benar-benar sangat tega?
Aku pun berlari mengejarnya, jantungku berdegup sangat cepat. Dinginnya hembusan angin malam menusuk kulitku, aku tak peduli. Aku merasa seperti akan kehilangan seseorang yang sangat penting. Apakah aku mencintai Sandra? Apakah ucapanku tadi adalah kebohongan besar? Aku tak tau apa yang aku rasakan, aku pun tak tau aku mencintai Sandra atau tidak.
Aku terhenti saat mendapati Sandra, nafasku memburu. Aku mencoba mengatuf nafasku yang tidak beraturan. Saat aku hendak mendekatinya, Sandra langsung memeluk seseorang.
DEG!
Apa ini? Jantungku seperti hampir berhenti berdetak? Aku pun berjalan mundur dan bersembunyi dibelakang pohon yang letaknya tak jauh dari tempat mereka, aku bisa mendengar isakan tangis Sandra yang membuatku terpukul? Tapi mengapa hatiku mendadak tak rela melihat kenyataan ini? Aku tak rela Sandra memeluk orang itu yang ternyata Harry, sahabatku sendiri. Bukankah tadi aku bilang bahwa aku tidak mencintai Sandra? Tapi sekarang mengapa hatiku terasa sakit saat Sandra meluapkan semua emosinya sekarang dipelukan Harry. Aku hanya bisa terdiam disini, mencoba menajamkan indra pendengaranku saat ini. Biarlah semua indraku tak berfungsi, yang aku butuhkan sekarang hanya indra pendengaran untuk mengetahi apa yang mereka bicarakan selanjutnya.
“Zayn tidak mencintaiku Harry!” dengan isakan yang masih terdengar Sandra mengucapkan sesuatu yang membuatku tercekat. Harry mengelus rambut Sandra lembut, membuat emosiku tak terkendali. Tapi aku harus tetap bersabar. Dan yang dikatakan Sandra benar bukan bahwa aku tak mencintainya? Tapi mengapa hatiku menyangkalnya? Apakah aku mencintainya?
“Benarkah? Kalau begitu biarkan aku yang mencintaimu.” ucap Harry yang mencoba menenangkan Sandra. Aku hancur, aku merasa orang yang sangat penting dihidupku sudah bersanding dengan orang lain. Aku mencintai Sandra? Tentu saja, aku tidak dapat menyangkalnya lagi. Bila aku tidak mecintainya, aku tidak akan merasakan sakit yang teramat sangat saat Sandra memeluk Harry dan Harry mengucapkan bahwa ia akan mencintai Sandra.
“Aku sudah menyimpan perasaan tersembuyi ini bertahun-tahun Harry, apakah aku harus melepaskannya begitu saja?” ucap Sandra yang masih terisak. Aku merasakan apa yang ia rasakan sekarang. Ia benar-benar mencintaiku?
“Sulit untuk membuka hati untuk orang lain Harry. Tapi aku akan mencobanya.” ucapnya tersenyum pada Harry, senyuman yang selalu ia berikan kepadaku. Tidak! Senyuman itu hanya miliku! Dan ia akan mencoba membuka hatinya untuk orang lain? Tidak! Hatinya hanya untukku! Aku salah, aku menyesal, aku mencintainya. Benar-benar mencintainya. Harry menghapus air mata Sandra dengan jarinya, seharusnya aku yang ada diposisi itu, bukan Harry! Perlahan aku langkahkan kakiku kebelakang, membalikan badanku dan berlari sekuat tenaga. Aku tak sanggup langi melihat mereka berdua.
Perlahan namun pasti, satu tetes lelehan air mengalir dipipiku. Aku langsung menerkanya.Aku tidak ingin menangis untuk kesalahanku sendiri. Aku pria kuat, aku tidak boleh menangis. Aku benci menangis. Ya tentu saja, menangis hanya akan membuat dadaku sesak dan membuatku kesulitan untuk bernafas. Benar? Tidak ada gunanya aku menangis.
Aku terduduk diatas rerumputan hijau, dilapangan kecil yang sudah tak terpakai. Langit malam ini sangat cerah, bertolak belakang denganku. Seakan sang bulan yang ribuan bintang menertawakanku karena kebodohanku yang telah menyia-nyiakan seseorang yang mencintaiku hampir lima tahun.
“Apakah waktu bisa berputar kembali? Apakah aku dapat memperbaiki kesalahanku? Apakah ia masih bisa mencintaiku? Apakah sekarang ia membenciku? Mengapa penyesalan selalu datang terlambat? Aku benci menyesal, aku benci semua. Mengapa harus terjadi pada diriku? Mengapa harus aku?” Aku berteriak meluapkan emosiku, menyalahkan diriku sendiri. Sesaat, aku terdiam. Mengutuk diriku sendiri. Mengutuk mulutku yang telah mengucapkan sesuatu yang tak layak aku ucapkan. Aku benci bersalah. Aku menatap langit dengan lirih, apakah aku benar-benar mendapat hukuman. Semua ini terjadi kurang dari satu jam. Semua berlalu dengan begitu cepat.
Perlahan namun pasti, satu tetes lelehan air mengalir dipipiku. Aku langsung menerkanya.Aku tidak ingin menangis untuk kesalahanku sendiri. Aku pria kuat, aku tidak boleh menangis. Aku benci menangis. Ya tentu saja, menangis hanya akan membuat dadaku sesak dan membuatku kesulitan untuk bernafas. Benar? Tidak ada gunanya aku menangis.
Aku terduduk diatas rerumputan hijau, dilapangan kecil yang sudah tak terpakai. Langit malam ini sangat cerah, bertolak belakang denganku. Seakan sang bulan yang ribuan bintang menertawakanku karena kebodohanku yang telah menyia-nyiakan seseorang yang mencintaiku hampir lima tahun.
“Apakah waktu bisa berputar kembali? Apakah aku dapat memperbaiki kesalahanku? Apakah ia masih bisa mencintaiku? Apakah sekarang ia membenciku? Mengapa penyesalan selalu datang terlambat? Aku benci menyesal, aku benci semua. Mengapa harus terjadi pada diriku? Mengapa harus aku?” Aku berteriak meluapkan emosiku, menyalahkan diriku sendiri. Sesaat, aku terdiam. Mengutuk diriku sendiri. Mengutuk mulutku yang telah mengucapkan sesuatu yang tak layak aku ucapkan. Aku benci bersalah. Aku menatap langit dengan lirih, apakah aku benar-benar mendapat hukuman. Semua ini terjadi kurang dari satu jam. Semua berlalu dengan begitu cepat.
Tak terasa lelehan air mengalir dipipiku. Aku menyerah. Kali ini aku menangis. Aku bukan orang yang bisa mengendalikan perasaan. Aku bukan orang yang sempurna. Aku bukan orang yang bisa menata hati. Bukan, bukan aku.
“Sandra maafkan aku, aku mencintaimu. Aku tak rela bila kau membuka hatimu untuk orang lain. Aku tak rela bila kau mencintai Harry, bisakah waktu diulang saat kau menyatakan perasaanmu kepadaku? Aku menyesal telah menyatakan sesuatu hal tak pantas ku katakan. Maafkan aku telah menyakitimu. Aku benar-benar mencintaimu Sandra, aku baru menyadarinya saat kau ingin membuka hatimu untuk orang lain. Aku mohon jangan buka hatimu untuk orang lain. Hatimu hanya untukku. Aku sangat menyesal. Bodoh!” ucapanku begitu menyayat hatiku sendiri. Aku bukan orang yang puitis yang mengungkapkan segalanya dengan kata-kata yang indah. Aku hanyalah seorang pria yang menyesal menyia-nyakan orang yang aku cintai. Aku menerka air mataku, mencoba menghapus luka dihatiku.
“Apakah benar yang kau katakan tadi Zayn? Apakah kau mencintaiku?” tanya seseorang dibelakangku, aku tercekat. Nadanya berbicara menunjukan bahwa ia tak percaya. Aku tau ia, Sandra. Aku membalikan tubuhku, terlihat Sandra dan Harry disana. Pandanganku masih buram karena air mataku. Aku mencoba menatap Sandra, biarkanlah ia mengerti lewat tatapan mataku. Aku tidak bisa mengerti diriku sendiri, aku tak bisa mengungkapkan perasaanku dengan ucapan.
“Ya, benar Sandra. Maafkan aku. Tapi aku rasa kau lebih cocok berdamping dengan Harry yang bisa melindungimu, bukan denganku yang selalu menyakitimu.” ucapku berusaha tersenyum, manik matanya berkaca-kaca. Tolong jangan menangis lagi!
“Tidak Zayn, Sandra mencintaimu. Sekuat apapun ia mencoba membuka hati untuk orang lain ia takkan pernah bisa. Hatinya sudah terikat denganmu, hatinya sudah memaksanya untuk hanya mencintaimu. Kalian berdua sudah terikat oleh tali tak kasat mata. Sandra adalah tulang rusukmu. Yang selalu kau ceritakan padaku tentang perempuan yang tercipta dari tulang rusuk laki-laki. Cintai Sandra dengan sepenuh hati Zayn. Jika tidak aku tidak segan-segan mengambilnya darimu. Cintai sababatku ini Sandra, dia bukan orang yang pandai mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata, aku sangat mengenalnya. Bila tidak, aku akan melupakan jika kita adalah teman. Dan kalian berdua, gunakan hati kalian untuk menentukan sesuatu. So, I must go now. Kalian harus menyelesaikan semua ini berdua.” ucap Harry menautkan tanganku dan Sandra. Oh Harry terimakasih, kau memang sahabatku yang tak bisa tergantikan oleh siapapun. Aku memeluk harry sejenak.
“Thankyou so much Harry!” ucapku, Harry menepuk pundakku memberikan semangat. Lalu ia beranjak meninggalkanku dan Sandra disini, berdua.
“Well, emm. I'm very sorry sandra if I'm hurt you. But, now I knew if I love you so much. Dan perkataan Harry tadi benar, aku bukan orang yang pandai mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata. Aku bukan orang yang pandai merangkai kata yang indah. Aku-”
“But, you perfect to me. Aku tak pernah memandang kekuranganmu. Kekuranganmu adalah kelebihanmu. Sebanyak apapun kekuranganmu, kau selalu sempurna dimataku.” ucapnya sembari tersenyum. Senyuman yang selalu ia berikan padaku. Senyuman itu milikku. Aku pun hanya tersenyum mendengar ucapannya.
“Tolong jangan tersenyum pada orang lain seperti ini, senyumanmu hanya untukku.” ucapku, Sandra hanya mengangguk.
“Dan apakah kau tidak membenciku Sandra?” tanyaku sangat berhati-hati. Sandra hanya tersenyum, lagi.
“Tentu saja tidak, aku tidak bisa membenci orang yang aku cintai.” ucapnya. Aku pun langsung memeluknya.
“Thankyou Sandra. Kau memang orang yang selalu mengerti diriku. Aku akan mencoba untuk menjagamu dan tidak akan menyakitimu lagi. I love you, I love you more than this.” ucapku mencium pucuk kepalanya.
“I love you too zayn.” Bulan dan Bintang menjadi saksi bahwa aku mencintaimu, biarkanlah waktu berlalu seiring berjalannya waktu. Waktu memang dapat berubah. Tapi tidak dengan Cinta.
Cinta memang tak mengenal waktu. Bila kau meninggalkan seseorang jangan menyesal jika suatu saat nanti kau membutuhkannya kembali. Jika kau mencintai seseorang, jangan melihat dari kelebihannya. Karena kekurangannya adalah kelebihanmu. Dan kekuranganmu adalah kelebihannya. Orang yang mencintaimu bukan karena kelebihanmu, tapi karena ia mampu menjadi sesuatu yang bisa membuat kekuranganmu menjadi kelebihanmu. Keduanya saling melengkapi. Cinta itu buta, tentu saja. Jika cinta mempunyai mata, pasti cinta akan memandang fisik seseorang. Dan aku tidak yakin bila kalian dapat mendefisinikan Cinta. Cinta adalah kata yang sulit didefisinikan. Cinta itu apa?
-Zayn, Harry and Cassandra-
END--
A/N:
Terimakasih buat kalian yang udah nyempetinwaktu buat baca FF1D saya :D semoga dapat terhibur. Dan saya akan lebih senang bila kalian dapat berkomentar untuk FF saya ini, kritik dan saran tentu saya terima agar saya bisa memperbaiki diFF selanjutnya. Tapi tentu gunakan kata yang sopan :)
Thankyou xoxoxo
Ceritanya keren puputWn yg terlahir menjadi orang sabar hiuihihi gw suka banget loe emang kern jadi penulis^^
BalasHapusTpi put ada sedikit typo(s)nya…
Terimaksih banyak DiniKP! ^-^
Hapuskan diatas udah ada tulisan Warning: Typo(s)! ._.