Rabu, 24 April 2013

Hello! I’m Niall’ s Girlfriend






Hi~
Ini fanfic pertama saya sebagai Directioner :D Semoga para directioner suka dengan FF ringan saya ini. Thankyou ^-^

-oOo-

Warning: Typo(s), OOC!, AU!, GaJe, etc. No copast no edit, hargai author. And this just fiction ;)



Cast:


  •  Niall Horan as Niall 
  •  Anyone you want as Clèmentine Clarisse / Clarisse 
  •  Other 


     Genre: Romance

-oOo-


Hello! I’m Niall’ s Girlfriend © Puput Wahyuningsih 

-oOo- 

Happy enjoyed reading 

Love You xoxoxo 


Hello! I’m Niall’ s Girlfriend 


-oOo- 


       Aku, Clèmentine Clarisse. Gadis biasa yang mempunyai keberuntungan yang sangat besar. Kau tau One Direction? Tentu saja itu adalah salah satu group vocal yang terkenal diseluruh penjuru dunia. Dan Niall Horan? Ya tentu saja, salah satu pesonil One Direction yang sangat tampan tapi hobi makan dan kentut. Tapi aku beruntung bisa menjadi kekasihnya. Kekasihnya? Tentu saja, kami sudah menjalin hubungan salama lima bulan tanpa ada satupun orang yang tahu, kecuali keluargaku dan Niall. 



       Tapi kau tau, aku bosan. Aku bukan bosan karena ia tidak mempunyai banyak waktu denganku. Bukan bosan karena aku mencintainya hanya musiman seperti orang lain. Tapi aku bosan, bosan karena setiap kami jalan berdua harus menggunakan barang-barang yang aneh. Seperti rambut palsu, kacamata dan sebagainya. Ya, aku tau itu untuk kepentinganku dan Niall. Tapi aku bosan! Sampai kapan aku harus seperti ini terus? Aku iri pada pasangan Zayn dan Perrie, Louis dan Eleanor atau Liam dan Danielle yang terbiasa dengan publik dan tidak menyembunyikan hubungan mereka, berbeda denganku dan Niall yang selalu... Ahh sudahlah. Aku bosan memikirkan ini semua. 




Drrrttt…Drrrttt…Drtttt 
       Ponselku bergetar, aku langsung menyambar ponselku yang berada dimeja samping kasurku. Tertera dilayar ponselku pesan baru dari Niall. Aku tersenyum melihatnya. 



1 message. 
From: Niallove 



       Aku terkikik sendiri melihat nama kontak niall diponselku. Ini bukan kemauanku, tapi ia yang mengetik sendiri namanya itu diponselku. Aku pun membuka pesan pendek Niall. 




Hi babe~ 
Tonight I'll waiting you at Sunflower' s garden, 08.00 PM oke? Don't late. Love you :* x 




       Aku melirik jam merah yang menggantung dikamarku. Masih jam lima. Aku pun berniat untuk mandi dan mengerjakan tugas-tugas kuliahku yang belum selesai kukerjakan. 




-oOo- 




       Aku mengenakan rambut palsu brunette-ku dan kacamata hitam. Dengan T-shrit hitam berbalut Hoodie abu-abuku dan hotpans diatas lutut. Aku menatap diriku dicermin lalu menghela nafas panjang. 



       “Ini bukan kau Clarisse. Tapi sudahlah, aku lebih mencintai Niall daripada penampilanku.” hanya senyuman getir terpamping dibibir merah jambuku. Setelah memasukan beberapa barang kedalam tas kecilku, aku langsung bergegas menuju Sunflower' s Garden. Dan tentu saja aku berpamitan kepada orang tuaku. Taman itu tak terlalu jauh dari rumahku, hanya berjalan kaki lima menit pun sampai. Aku berniat untuk berjalan kaki, menikmati udara malam yang sejuk. Tanpa bulan dan bintang. 



-oOo- 


         “I'm late?” tanyaku langsung duduk disebelah Niall, sedangkan Niall menatapku dan tersenyum. 


         “Emm, little bit. Tapi aku akan tetap menunggumu sampai kau datang.” ucap Niall menggodaku. 



       “Cih! Jangan gombal. Aku tak suka pria gombal. Aku suka pria romantis bukan gombal, kau tau?” ucapku memalingkan wajahku dari Niall. 



       “Apakah itu berbeda?” tanya Niall menurunkan kepalanya agar menatapku, aku menatap wajah Niall yang kelihatan bingung. 



       “Tentu saja. Aku selalu membedakan antara romantis dan gombal. Ahh sudahlah jangan bicarakan ini, tidak penting. By the way, untuk apa kau menyuruhku kemari?” tanyaku. 



      “Aku merindukanmu!” ucap Niall memelukku dari samping, aku mencoba melepaskan pelukannya tapi ia terlalu kuat. 



       “Yak! Bukannya dua hari lalu kita baru saja bertemu Niall? Kau sudah merindukanku? Cih aneh sekali kau ini.” cibirku, sedangkan Niall masih dalam posisi memelukku dari menutup kedua matanya. 



      “Tentu saja, setiap hari aku selalu merindukanmu, Risse.” ucap Niall lalu melepaskan pelukannya. Risse, nama panggilanku dari Niall. Aku suka mana itu karena menurutku lebih simple. Kami berdua duduk diatas kursi yang terbuat dari semen dibelakangi bunga matahari yang cantik. Jauh dari keramaian, disini hanya aku dan Niall. Ini tempat favoriteku karena aku dan Niall selalu menghabiskan waktu disini berdua. 



       “Oh. Kau membawa gitar?” tanyaku yang melihat gitar disamping Niall. Ia hanya mengangguk dan langsung menyambar gitar disampingnya itu. 



       “Mau kunyanyikan sesuatu?” tanya Niall. Aku hanya mengangguk riang. 



     “Sekali kali kau memintaku untuk menyanyikan lalu yang terdaftar dialbumku beserta kawan-kawanku. Aku sudah memberikan dua album original kepadamu bukan? Kau pernah memutarnya?” tanya Niall sembari memainkan sedikit melodi dari gitarnya. 


    “Ya hanya kadang-kadang. Baiklah jika itu maumu. Lagu One Direction Little Things” Niall tersenyum mendengar lalu yang aku sebutkan. Lalu ia langsung memainkan gitarnya sembari menyanyi. Aku menyenderkan kepalaku dibahu Niall dan Niall menyenderkan kepalanya dikepalaku.

Your hand fits in mine like it’s made just for me
But bear this in mind It was meant to be
And I’m joining up the dots
With the freckles on your cheeks
And it all makes sense to me

I know you’ve never loved
The crinkles by your eyes
When you smile You’ve never loved Your stomach or your thighs
The dimples in your back at the bottom of your spine
But I’ll love them endlessly

I won’t let these little things slip out of my mouth But if I do It’s you Oh it’s you They add up to I’m in love with you And all these little things

You can’t go to bed Without a cup of tea And maybe that’s the reason why you talk in your sleep
And all those conversations
Are the secrets that I keep
Though it makes no sense to me

I know you’ve never loved the sound of your voice on tape
You never want to know how much you weigh You still have to squeeze into your jeans But you’re perfect to me

I won’t let these little things slip out of my mouth But if it’s true, It’s you It’s you They add up to I’m in love with you, And all these little things

You’ll never love yourself
Half as much as I love you
You’ll never treat yourself right darlin’ But I want you to
If I let you know I’m here for you,
Maybe you’ll love yourself
Like I love you Oh

And I’ve just let these little things slip out of my mouth, Because it’s you, Oh it’s you It’s you They add up to And I'm in love with you, And all these little things.
” Lagu itu mengalun lembut ditelingaku. Suara Niall yang indah membuatku ingin selalu mendengar suaranya. Aku merasa beruntung mempunyai kekasih seperti Niall. Sangat-sangat-lebih-dari-sangat beruntung.

       “Aku suka lagu itu jika kau yang menyanyikan sendiri karena ada sesuatu yang berbeda saat hanya kau yang menyanyikannya. ” ucapku, Niall meletakan gitarnya disampingnya lalu mengenggam tanganku erat.

     “Kapanpun kau mau, dimana pun kau mau. Jika itu kemauanmu, aku akan terus bernyanyi untukmu.” ucap Niall. Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya. Lalu menjauhkan kepalaku dari bahu Niall dan menatapnya lekat.

     “Niall, sampai kapan kita akan terus seperti ini?” sebenarnya berat mengungkapkan ini semua, tapi aku tidak ingin semua ini terus berlanjut dengan cara seperti ini.

     “Maksudmu?” tanya Niall terlihat bingung.

  “Sampai kapan kita menjalin hubungan rahasia seperti ini? Aku bosan jika kita ingin bertemu harus menggunakan rambut palsu dan kacamata untuk menyamar. Aku lelah jika terus seperti ini.” Mataku berkaca-kaca, entah apa yang membuat dadaku ini sesak. Aku meremas tangan Niall, mencoba untuk kuat. Sedangkan Niall memandangku lirih.

    “Aku ingin seperti teman-temanmu yang mempunyai hubungan yang jelas dan tanpa ada rahasia. Aku ingin kita menjadi sepasang kekasih yang selayaknya. Aku bukan ingin pamer, aku bukan ingin terkenal, aku bukan ingin mendongkrak popularitasku sebagai gadis biasa. Aku hanya ingin kau menganggapku sebagai kekasihmu selayaknya, bukan rahasia.” setetes air mata jatuh dipipiku. Dadaku semakin sesak, isakan tangis pun terdengar. Niall langsung menerka air mata yang jatuh dipipiku. Dan menatapku lekat. Matanya, satu hal yang sangat aku sukaidarinya yaitu matanya. Entah mengapa hanya dengan sorotan matanya itu ia bisa membuatku tenang kembali. Sesulit apapun masalah yang aku hadapi. Aku selalu tenang kembali saat menatap matanya.

     “Bukan maksudku tidak mengakuimu sebagai kekasihku Risse, tapi aku hanya butuh waktu yang tepat untuk menyatakan pada publik. Aku tidak ingin kau dicaci oleh para fansku jika mereka tau. Aku hanya ingin kau aman disisiku tanpa ada satu orang pun yang tau. Aku hanya ingin melindungimu. Kau adalah kekasihku Risse, kau pasti mengerti akukan?” tanyanya, aku hanya mengangguk. “Percaya padaku Risse, suatu saat nanti kita pasti tidak akan seperti ini lagi. Aku berjanji, kau percaya padaku bukan?” ucapnya mentapku lekat, terlihat dari sorotan matanya yang indah bahwa ia benar-benar tulus. Aku tau ia mencintaiku, ia tidak pernah berbohong padaku sekecil apapun itu ia selalu berterus terang padaku. Aku menatap maink birunya, mencari sesuatu yang janggal. Tapi aku tak menemukannya, ia benar-benar sangat tulus padaku. Dan Niall pun langsung memelukku erat, seperti enggan untuk melepasnya.

      “Believe me Risse. Someday I’ll do it. I promise!” ucap Niall lembut, aku hanya terdiam dan menutup mataku. Menikmati saat-saat seperti ini. Ia pun melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku dengan jarinya.

    “Pelase don’t cry. That just made me hurt.” ucapnya tersenyum, aku hanya tersenyum mendengarnya. Ia selalu bisa mendamaikan hatiku dan membuatku nyaman.

-oOo- 

        “Clarisse wake up!” teriakan begitu nyarang terdengar ditelingaku. Aku langsung menutup telingaku dengan bantal. Aku tau itu pasti Claire. Ia selalu mengangguku saat aku tidur!

       “Ini masih pagi Ire, aku masih mengantuk!” teriakku tak kalah nyaring, sedangkan ia masih saja mengetuk pintu kamarku kesal.

     “Cepat bangun! Niall menunggumu dibawah!” mendengar nama Niall, mataku langsung terbelak dan rasa mengantukku tiba-tiba hilang.

      “Yes, I’m awake. Wait a minute. I’m going to shower first!” teriakku langsung memasuki kamar mandi. Tak terdengar lagi suara Claire disana. Setelah selesai mandi, aku memilih t-shrit yang dulu Niall belikan untukku dan celana jeans panjang. Serta memakai bandanalucu berwarna merah. Aku memang seorang Redlovers! Setelah selesai aku langsung turun dari kamarku dan terlihat mom, dad, Claire dan Niall sedang mengobrol dimeja makan sembari sarapan. Niall memang sudah dianggap sebagai anak oleh mom and dadku.

       “Ah tuan putri sudah selesai rupanya.” sindir Clarie. Aku hanya mendengus kesal dan berjalan mendekati Niall.

      “Mom, dad, Clarie aku culik Risse sebentar ya. Dan tidak akan kukembalikan.” canda Niall menggenggam tanganku.

       “Silahkan!” ucap mereka serempak, cih! Keluarga macam apa mereka yang tega anaknya diculik -_-

       Aku dan Niall langsung berjalan menuju mobil Niall yang ada dihalaman rumahku. Sudah adasupir disana, ia memang tidak bisa menyetir. Aku dan Niall langsung memasuki mobilnya.

       “Untuk apa pagi-pagi kau mengajakku pergi?” tanyaku, Niall hanya tersenyum.

      “Aku hanya ingin mengajakmu pergi.” ucapnya singkat. Aku hanya mendengus kesal.

      “Aku pun belum sempat sarapan tadi.” lirihku. Niall melirikku sejenak.

      “Selesai ini kita akan makan. I’ll treat you!”

     “Benarkah? Tapi kau tidak boleh makan, nanti jika kau makan kau habiskan semua makananku!” ucapku mendengus kesal, sedangkan Niall hanya tertawa kecil.

-oOo- 

       Aku terbelak melihat keluar kaca mobil Niall, sangat ramai. Poster-poster bertulisan “One Direction” beserta semua nama personilnya dilengkapi foto disana sangat banyak. Aku cemas dan memandang Niall dengan wajah santai. Dan kemudian mobil pun berhenti. Akupun tersentak kaget.

      “Niall kenapa kau tidak bilang ingin mengajakku ketempat seperti ini, jika aku tau aku akan bersiap-siap dan berpakaian rapi. Aku pun tidak make-up?” ucapku khawatir. Sedangkan Niall hanya tersenyum.

     “Tidak perlu memakai make up dan berpakaian rapi. Natural saja, kau terlihat lebih cantik.” ucap Niall yang sukses membuat rona dipipiku. Niall pun mengulurkan tangannya dan langsung kugapai, aku dan Niall jalan diiringi banyak bodyguard. Aku menunduk, aku tak ingin fans mereka melihatku.

     “Jangan menunduk. Biar mereka tahu kau bersamaku.” bisik Niall, aku pun mencoba menganggat kepalaku. Terlihat banyak paparazi disana dan tentu para fans One Direction.

Siapa dia? Cantik juga? Apa dia kekasih Niall? Masa dia kekasih Niall? Tidak mungkin? Hey, dia siapa? Dia beruntung sekali! Aku ingin sepertinya! Dia cantik juga, cocok dengan Niall! Biasa-biasa saja, tidak cantik! 

      Ucapan-ucapan semacam itu membuatmu gelisah. Aku menatap mata Niall dan ajaibnya aku langsung merasa tenang. Sepertinya mata Niall mempunyai magic untuk membuatku tenang?

     “Dia siapa Niall?” tanya salah satu paparazi mengintrogasi Niall, sekarang aku berdiri disamping Niall dan teman-temannya. Menjadi pusat perhatian.

       “She’ s your girlfriend Niall?” tanya salah satu paparazi lagi.

       “Yes, She’ s my girlfriend.” ucap Niall merengkuh pinggangku, aku yakin pipiku sudah memerah sekarang.

       “What is your name?” tanya salah satu paparazi kepadaku.

      “Clèmentine Clarisse. Mrs. Horan.” ucap Niall santai. Mataku membola mendengar ucapan Niall, Oh God!

     “If you love me. You must love my girlfriend too. Cause she’s everything to me!” ucap Niall lalu mencium pipiku. Sorak gemuruh terdengar, aku yakin pipiku sudah seperti kepiting kebus sekarang!

      “I love you Clèmentine Clarisse.” ucap Niall, aku pun tersenyum.

   “I love you Niall Horan, not Niall One Direction.” ucapku, terdengar suara tepuk tangan yang begitu menggelegar. Begitu pun dari semua personil One Direction mereka semua tersenyum. Aku sangat bahagia bisa menjadi kekasih Niall, dia benar-benar mencintaiku. Ia menepati janjinya. I’m proud to be Niall’ s girlfriend! Yes, I'm Clarisse. Mrs. Horan!
      Tiba-tiba saja perutku berbunyi, semua mata beralih menatapku. Aku hanya menunjukan deretan gigiku. Aku belum sarapan pagi ini! Semua gara-gara Niall! 

     “Apa kekasihmu hobby makan sepertimu?” tanya salah satu paparazi. Semua yang berada disini pun tertawa lepas termasuk aku dan Niall. 

     “Tentu saja. Dan ia telah mengerogoti habis hatiku untuk dirinya sendiri, hingga tak tersisa untuk orang lain.” canda Niall. Gelak tawa pun tak tertahankan lagi, aku bahagia bisa menjadi bagian dari mereka sangat-sangat-lebih-dari-sangat bahagia. And Hello! I’m Niall’ s girlfriend! 



END-- 



A/N: 



Terimakasih semua yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca 1st FF1D saya. Semoga kalian terhibur :D dan sayasangat senang bila kalian memberi komentar untuk FF ringan ini. Kritik dan saran saya terima dengan senang hati, tapi tidak lepas dari bahasa yang sopan ;) untuk menmperbaiki diFF saya yang berikutnya nanti. Silahkan berkomentar dan nikmati karya amatiran saya ini~ 
Thankyou xoxoxo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

R
O
C
L
A